Dead End

Saya tidak ingin lagi memulai.
Karena kamu bagian akhirnya.

Saya tidak lagi berharap.

Karena saat saya berharap, kamu ada disana.

Bleed

Saya tidak selalu kuat.
Saya tidak selalu jadi orang yang benar.
Saya menjauh dari semua kebenaran itu.
Saya memilih diam.
Saya bukan pahlawan.
Saya bukan siapa-siapa.
Saya lari dari keadaan.
Dua tiga kali saya menabrakkan diri ke kesedihan saya yang mendalam.
Saya nyaris mati.
Saya mabuk, tidur di jalanan. Saya menggores tangan saya.

Saya menyebut nama kamu berharap kamu datang.
menjenguk saya,
menanyakan apa saya baik-baik saja.

Saya pernah sangat membenci kamu.
Saya bukan siapa-siapa buat kamu.
dan kamu yang dulu jadi "siapa-siapa" saya.
kamu yang dulu segalanya buat saya.
bukan lagi siapa-siapa.
Kamu tidak ada.

I am

"I am made of glances across crowded rooms.

Of the closeness of strangers in a line outside a movie.

I’m made of dreams and memories.

I am made of misheard whispers in your ears.

I am made of the corners of your mouth. Smile.

I am made of ghost notes, from songs you never heard.

So forgive my absence. But I was never really here to begin with, anyway.

I'll hold your hand during the storm if you promise to sit back and enjoy it"

I love you.

-Unknown-

Seandainya

Semua orang punya mimpi, harapan yang tidak pernah terealisasi dalam kehidupannya.
hasil akhir memang tidak selalu membenarkan bagaimana cara yang digunakan.
Bagaimana akhirnya saya dengan kamu,
tidak selalu membenarkan
bagaimana saya akan sekali lagi berjuang untuk kamu.

Saya berharap saya punya mesin waktu, yang bisa memutar bagian otak saya.
dimana saya akan berlutut kepada kamu, mengharap kamu kembali.
Saya berharap kamu kembali kepada saya, setidaknya katakan sesuatu pada saya,
Saya berharap kamu berkata "Saya hanya menceritakan ini padamu..."

karena saya akan benar-benar mendengarnya.