Tujuhpertigapuluh


"Hancur buang abunya dalam telaga biru, timbun dengan nadi dan sesap asapnya dengan cerutu, kubur dibawah lempeng lima benua, lupakan! Lupakan semuanya sampai busuk, jadi lumut, aku mau lupa."
terkadang ada saatnya kita ingin melupakan bagian diri kita sendiri. tentang seseorang yang mengisi setiap waktumu. dimulai dengan ucapan selamat pagi dan diakhiri dengan ucapan "goodnight sweetheart" dan kecupan selamat tidur.
iya, saya terlalu pengecut untuk mengingat semua kalimat itu.

Apa rasanya? Apa rasanya ditinggalkan oleh seorang yang paling kau percayai di dunia, yang mimpinya kau telan seperti obat penawar rasa sakit akan dunia, yang ucapannya kau minum pagi-siang-sore-malam supaya kau tetap hidup dalam dunia yang semakin menggila, dan terlebih lagi.. supaya kau tetap punya mimpi. Seorang yang membuatmu begitu percaya pada dirimu sendiri, pada kata idealisme yang bahkan kau tak tahu apa artinya.

Seorang yang mengajarkanmu meneliti indahnya langit senja dan lalu mengartikan bentuk-bentuk jingga di langit seberang sambil merendam kaki. Seorang yang bercerita tentang kisah-kisah gila para inspirator dan kadang kau tahu juga bahwa kisahnya itu karangannya sendiri. Seorang yang mengajarkanmu cara mewarnai pelangi, cara memelihara mimpi dan cara terbang ke angkasa tanpa sayap.

Aku menghabiskan banyak waktu merenung, berpikir,marah, menangis untuk menemukan sebuah penjelasan. Penjelasan yang tak bisa kudapatkan. Kata tanya tanpa jawaban. Aku mengingat-ingat segalanya, mencari kalam, dimana yang salah kuletakkan tentang segala sesuatu yang kukira benar. Dan jawaban itu tak ada, tak sedikitpun memberikan petunjuk untuk membuatku lega.

Di sebuah titik aku sadar, menemukan diriku telah lama terisak-isak di atas tumpukan kenangan yang sudah hampir basi. Dan di saat itu, dengan langkah gontai aku menghampiri brangkas terdalam pada ingatan dan hatiku, kukunci semua kalimat dan suara yang telah akrab di telingaku, kuletakkan paling bawah. Pengaman ganda. Selesai. Aku tak lagi sakit, aku tak lagi marah, tak lagi perih, tapi kosong.
Musnah saja, anggap saja tak pernah terjadi. Aku memilih untuk tak ingat. Aku memilih untuk lupa bahwa aku pernah sangat sayang pada mereka yang telah mengajarkanku cara memelihara mimpi dan bagaimana cara tertawa.

Cara itu ampuh, saya lupa dan waktu menghempas saya semakin jauh. Menawarkan berbagai senyum lain, mengisi dengan orang-orang baru, wajah-wajah baru, bahkan... mimpi-mimpi baru. Pelan-pelan hatiku penuh lagi, banyak warna lagi, banyak tawa lagi, walaupun ruang yang ditinggalkan itu tetap kosong.

Menghela napas, saya menghapus setitik dua titik sungai di wajahku. Mengucapkan salam pada tukang nasi goreng langganan yang kiosnya kini sepi dan lalu beranjak bangkit. saya punya serentetan kehidupan di depan saya, saya punya banyak pertanyaan yang masih harus kucari jawabnya... Tanpa melihat lagi ke belakang.

saya sudah punya dia, gadis berponi lucu saya.

terima kasih untuk kalian yang pernah ada di dalam hidup saya.
Ciao!



PS: Long time no write here.
Rasanya dibanding teman saya yang menulis pengalaman 30 harinya, saya yang paling terlambat.
:)
 

Seperlima

"Don't walk behind me; I may not lead. Don't walk in front of me; I may not follow. Just walk beside me and be my friend."
Albert Camus

Ini adalah cerita tentang dari seorang asing.
seorang yang kehadirannya tidak dimengerti.
Stranger, the family you have yet come to know. dimana kalian serasa mengenal satu sama lain bahkan sebelum kalian berjabat tangan dan berkenalan.

saya ingat betapa berkesannya hari itu.
dimana saya tidak mempunyai banyak rencana hari itu.
dimana hidup saya menjadi membosankan karena tidak banyak yang bisa saya lakukan.
menunggu panggilan antrian datang.

bagaimana dia mengisi dua puluh menit waktu saya saya juga tidak tahu
kami bertemu di sebuah tempat yang tidak lazim untuk seorang bertemu dengan seorang yang lain.
stasiun.

dimana rasa ngantuk saya perlahan menghilang ketika mendengar suara seseorang menyanyikan lagu lama.
george baker- "i've been away too long"
saya baru menyadari dia saat dengan susah payah dia mencapai bangku untuk duduk.
usia pria ini mungkin dua kali saya.
dua kali dua puluh dua.
aku duduk di depannya ketika dia tiba-tiba terjatuh dari tempat duduknya. stroke. stroke mengalahkannya,
dan tidak ada seorang pun menyadari dia ada.
invisible man?

saya melihatnya bangkit kembali dan tersenyum sembari menghitung uang receh yang terjatuh dari tasnya.
saya mengambil sebuah koin,
si pria tua menengadah, dan saya meletakannya di tangannya.
kasar seperti parutan kelapa.

dia menangis.
dia berbisik.
dia punya sebuah keluarga.
keluarga yang ditinggalkannya sepuluh tahun lalu.
keluarga dengan dua anak yang masih kecil.
untuk seorang wanita,
dua tahun sesudahnya dia menemukan bahwa seorang wanita selingkuhannya mengambil semua hartanya.

saya mendapati kesedihan dalam diri saya,
bahwa saya merasakan apa yang dia rasakan.
seorang bapak yang melakukan kesalahan di masa lalunya dan ingin memperbaikinya.

saya tanya dari mana asalnya.
dia bercerita bagaimana dia dulu.
bagaimana dia sewaktu masih jaya
bagaimana dia berubah menjadi orang lain
bagaimana dia begitu kejam terhadap dirinya sendiri.
dan keluarganya.

dalam waktu itu, saya menyadari saya merupakan bagian dari hidupnya. meskipun kecil, saya belikan sebuah tiket kereta untuknya, dan uang seadanya, setidaknya cukup untuk 2 hari makan tidur.
ke tempat dimana dia tinggal. saya mungkin tidak paham dimana tepatnya.
tapi ada harapan kecil dalam diri saya, dimana dia dapat bertemu dengan orang yang dia kasihi,
dengan anak-anaknya.
memeluknya.
mencium keningnya dengan lembut.
dan berkata.

"saya bersama kamu selamanya"

ini bukan cerita kebaikan saya.
ini cerita tentang kasih orang asing yang baru ditemuinya.
ini cerita tentang seorang pria tua.
ini tentang kami berdua.


20 maret 2011

di sebuah stasiun kereta di Semarang
 

Seperenam


"Hold fast to dreams For if dreams die Life is a broken-winged bird That cannot fly. Hold fast to dreams For when dreams go Life is a barren field Frozen with snow. "

Mimpi..
apa yang dimiliki semua orang.
tentang apa yang ingin diraih.
cita-cita harapan.
yang berusaha diwujudkan

untuk sederet orang, mimpi adalah kesuksesan, ketika posisi tertinggi telah dicapai.
tidak demikian dengan saya
saya benci bermimpi.
saya benci ketika saya harus menuliskan mimpi saya dalam bentuk tulisan.
saya benci ketika saya membacanya
dan saya tersenyum sinis ketika melihatnya.
saya benci ketika saya bermimpi terlalu jauh, hanya untuk kecewa.

mimpi saya sederhana.
membuat orang yang saya sayang bahagia.
saya bermimpi tentang gadis berponi lucu itu lagi,
gadis yang membuat saya selalu tertawa.
saya ingin mencium keningnya di pagi hari.
membuatnya tertawa

apa yang membuat saya tidak mampu menulis hal ini adalah karena saya menulis kebohongan disini
kebohongan kalau saya tidak terluka.
bahwa mimpi saya terlalu cepat menguap.
bahwa apa yang saya impikan selama ini hanyalah "mimpi"

jadi apa itu mimpi? kalau dalam mimpi indah saya tersimpan kenyataan yang pahit?
kalau saya bahkan tidak mampu memejam mata untuk terjun ke dunia mimpi bersama kamu?
kalau saya tidak bisa membuka mata untuk menyadari kenyataan bahwa kamu tidak ada di sampingku?

kamu pernah bertanya,
apa mimpimu?
saya jawab.
"Kamu"
 
Advertise adf.ly - shorten links and earn money!

Related Websites

Banner Sahabat

Ingin Banner kamu dipasang seperti mereka? Comment and Put me in Your Blogroll. ihsan's blog Photobucket Yenlys Blog chiklet http://blogiemoney.blogspot.com