Saya mengayun kedua tangan dan kaki seirama dengan roda waktu, seolah saya diciptakan sebagai makhluk air bernama penyu bermata sayu.
Ketika ia telah jauh mendahului saya, tiba-tiba saya berhenti.
Sesuatu yang hilang seperti menyeret saya ke belakang serupa jalinan memento, membuat penasaran akan rasanya jatuh cinta lagi.
Semakin penasaran karena degup jantung tak juga menemukan titik pemberhentian.
Saya tak berkedip hingga tiga puluh detik pertama, menanti.
Setelahnya menutup masing-masing kelopak mata perlahan, masih menanti.
Saya segera mengerti bagaimana rasanya berada di tengah palung menuju alam bawah sadar.
Saya melihat dia, sosok perempuan yang begitu sederhana, dengan senyum yang polos, ya, senyum yang tidak seperti orang kebanyakan.
Dengan pita kuning dan langkah riang, dia berjalan melewati saya.
Gadis berponi paling lucu yang pernah saya temui dalam hidup saya,
Saya bertanya-tanya, kenapa saya belum pernah melihat dia sebelumnya.
Meminta nomor teleponnya kepada salah satu temannya, berharap diberi.
Waktu berlalu. Tak kunjung sms itu tiba.
Saya resah. Saya bimbang. Sempat berpikir kenalan langsung. Saya malu. Seakan saya dibuat jantungan.
Saya pikir lebih baik saya tidur.
Saya tidur. Seperti biasa saya mematikan telepon genggam ketika berangkat tidur.
Pagi harinya, saya menyalakan handphone saya, ada 3 sms masuk.
Sms pertama dari teman saya, menannyakan due date cerita yang saya harus buat.
Sms kedua dari ibu saya di kampung, menannyakan kabar saya.
Sms ketiga dari teman saya, dan dia memberi nomor telepon gadis itu.
Woah, saya beranjak dari tempat tidur saya.
Memeluk teman-teman saya di kos saya tanpa sebab saking senangnya, keluar rumah dengan riang.
Langkah kaki saya serasa ringan.
Siangnya saya memberi pesan singkat kepadanya.
Pura-pura menanyakan tentang tugas mata kuliah saya yang kebetulan membutuhkan bantuan angkatan bawah.
Janjian ketemu untuk memberi tugas,
Janjian jam sepuluh.
Memastikan cukup tampan baginya.
Mandi, pake parfum mahal, memastikan tidak ada sisa makanan yang nyelip di gigi. Berusaha tampil sempurna.
Jam sepuluh kurang seperempat saya sudah disana
Menunggu dia datang.
Melihat jam berulang kali.
Dia tidak datang.
Dia tidak datang.
Saya pulang, membawa ruang harapan saya yang kembali lengang.
Hingga pada akhirnya saya kumpulkan keberanian untuk bertanya kenapa dia tidak datang.
Lupa, dia ada kuliah katanya.
saya pulang dengan sedikit kecewa.sampai sekarang saya masih menunggunya.
bukan lagi untuk menjadi bagian hidup saya.
bukan untuk menjadi seseorang yang spesial bagi dia.
Ah, saya lupa, tidak mungkin lagi.
dia orang terakhir yang saya tunggu.
Vherlly Surjaatmadja.
I love you so much.