Akhirnya saya bisa melupakan wanita yang saya benar-benar sayang. Fiuh... Dia tidak pernah mencintai saya, bahkan mungkin tidak ingin saya ada di kehidupannya. Namun saya teramat mencintainya.
Hal yang membuatku agak melupakan saat bersamanya ialah karena faktor keluarga saya yang sangat mendukung apapun langkah saya.
Menyenangkan dan melegakan, harus kuakui tidak ada yang lebih menyenangkan mempunyai keluarga “gila’ seperti ini. Ayah saya tergolong orang yang sangat menyenangkan, selalu menyenangkan saat dia berpura-pura berbisik kepadamu namun ternyata tangannya menggelitik perutku. Dia selalu membuatku tertawa sewaktu dia menari dangdut, atau mengatakan lelucon kecil tentang keluarga dan dunia ini kepadaku.
Dia dulu seorang perokok dan pemabuk, namun sekarang dia begitu taat di gereja dan beribadah. Benar-benar membanggakan punya ayah sepertinya.
Adik lelaki saya? Seorang playboy dan pemain basketball. Sering juara dan saya sendiri menikmati masa kecil bersama dengan kenakalan-kenakalan dan perbagai hal menyenangkan. Saya masih ingat ketika dia bermain layang-layang bersama saya, dikurung di luar rumah karena pernah bermain sampai malam, bersepeda dan terjatuh bersama. Penakut. Hahaha. Bahkan dia, sampai saat ini masih sering mengajak saya atau pembantu saya untuk menenaminya ke kamar mandi.
Saya juga memilik adik perempuan sekarang. Yah meskipun dia tidak tergabung dalam keluarga kandung saya, namun saya menyayanginya seperti adik saya sendiri. Terkadang saya tertawa melihat ulahnya. Centil, usil dan jail, namun terkadang baik hati. Punya koleksi kutek, dan gelang segudang. Dia sangat menyukai lagu dari Ridho Irama dan kadang saya tertawa melihat dia menyanyikan lagu itu. Hahaha. What a great moment! Hal yang sangat menggelikan ialah jika ia belajar. Saya selalu menemaninya belajar. Sewaktu belajar IPS, saya pernah menanyakan tentang apa ciri kebudayaan Minang diliat dari rumah adat dan profesi mereka.
Seharusnya jawabannya: punya rumah Gadang, dan profesinya Bertani dan berdagang.
Namun dia malah jawab, Rumah adatnya Rumah Tani dan begadang. Hahahaha.
Namun saya paling sayang dengan Ibu saya. Ya, saya anak mami! Banyak orang yang bilang saya begitu, namun anehnya saya malah senang. Ibu saya sendiri ialah orang yang sangat menghibur, yah, meskipun terkadang agak bawel, namun aku mengerti bahwa dia selalu menginginkan yang terbaik untukku. Kejadian mengerikan menimpa Ibu saya kemarin. Dia terkena serangan jantung dan harus dilarikan ke rumah sakit, persis sebelum hari ulang tahunnya ke 50. Tekanan darahnya terus turun dari 130/80, 110,70, hingga sampai 60/40. Hanya satu kalimat yang kubisikkan ke telinganya, “Jangan tinggal aku dulu, tunggu hingga aku dapat memberi cucu untukmu”. Mama saya seolah bangkit melawan penyakit itu, bahkan dia tidak perlu masuk ICU.
Mama saya sudah sehat sekarang. Thank’s God.
Untuk Mama tersayang, Happy Birthday Mom.
Menyenangkan mempunyai keluarga seperti kalian.